Di dunia CMS, WordPress berkuasa, dengan kemudahan pemasangannya, label tanpa biaya alias gratis yang tak tertahankan, dan koleksi plugin yang sangat banyak. Namun, ini bukan CMS yang ideal untuk semua orang. Dibebani dengan basis kode yang semakin besar, WordPress semakin dipandang sebagai raksasa yang kikuk, tidak efisien, dan rentan terhadap peretasan keamanan.
Untuk orang-orang dengan situs dan blog sederhana, ada baiknya mempertimbangkan jenis CMS yang berbeda sama sekali, yaitu flat file CMS. Tidak seperti CMS tradisional yang didukung oleh database (seperti WordPress), flat file CMS tidak menggunakan apa pun, dan sebagai gantinya menyimpan kontennya menggunakan file. Jenis arsitektur ini menghasilkan keuntungan yang berbeda.
Mengapa menggunakan Flat File CMS?
Flat File CMS membalikkan tren lama CMS menggunakan database seperti mySQL untuk menyimpan konten situs web. Sebaliknya, posting blog dan konten lain yang Anda buat disimpan sebagai file di server. Pro dan kontra dari pendekatan ini adalah:
Kelebihan:
- Instalasi dan penerapan jauh lebih mudah, tanpa perlu menyiapkan database. Biasanya hanya dibutuhkan klien FTP.
- Menskalakan dengan baik bahkan di hosting bersama, dengan permintaan sumber daya yang jauh lebih sedikit. Tidak ada kueri database.
- Mudah untuk bermigrasi dari host ke host. Cukup transfer file.
- Umumnya lebih aman, dengan lebih sedikit titik masuk untuk serangan.
- Kontrol versi yang kuat menggunakan GitHub dan yang sejenis.
Kekurangan:
- Kurva pembelajaran awal untuk memahami bahasa template dan gaya yang umumnya dimiliki oleh CMS file datar, terutama Liquid , Twig , dan Markdown Language .
- Komunitas yang lebih kecil dan lebih sedikit plugin dibandingkan dengan CMS yang lebih mapan seperti WordPress
- Untuk situs yang sangat besar dengan ratusan ribu halaman, tidak berskala sebaik CMS database.
Tentu saja, karakteristik ini bervariasi bergantung pada CMS file datar tertentu.